A. JUDUL : TES KUALITATIF KARBOHIDRAT
B. DASAR TEORI
Karbohidrat
adalah senyawa kompleks yang terdiri dari senyawa karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O) dengan rumus molekul CnH2nOn. Namun demikian karbohidrat sering
didefinisikan sebagai polihidroksi aldehida dan poihidroksi keton atau senyawa
yang bila dihidrolisis akan menghasilkan residu senyawa tersebut .
Karbohidrat
merupakan komponen dalam makanan yang merupakan sumber enrgi utama bagi
organisme hidip. Dalam makanan karbohidrat terdapat sebagai polisakarida yang
dibuat dalam bentuk fotosintesis. Tumbuhan merupakan gudang yang menyimpan
karbohidrat dalam bentuk amilum dan selulosa. Amilum digunakan oleh hewan
apabila ada kebutuhan untuk memproduksi energi. Terdapat juga jenis
karbohidarat yang tidak bisa dicerna oleh manusia tetapi sering dikonsumsi
sebagai bahan makanan tertentu, yaitu serat. Pada tumbuhan, karbohidrat
tersebut terdapat sebagai selulosa yaitu senyawa yang membentuk dinding sel
tumbuhan. Serat kapas seluruhnya terdiri dari selulosa .
Karbohidrat
yang berasal dari makan dalam tubuh mengalami proses pencernaan yang
selanjutnya akan di metabolisme sesui dengan kebutuhan tubuh.
Karbohidarat
sangat beraneka ragam, misalnya sukrosa (gula pasir) dan kapas keduanya adalah
karbohidarat. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat
adalah ukuran molekulnya. Secara umum karbohidrat dapat dibagi atas tiga
golongan berdasarkan jumlah residu gula yang dimiliki yaitu monosakarida ialah
karbohidarat yang sederhana dalam arti molekulnya hanya terdeiri atas satu
residu gula dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis, disakarida ialah
golongan karbohidrat yang terdiri atas dua molekul monosakarida dan
oligosakarida serta polisakarida ialah karbohidrat yang mempunyai molekul yang
lebih banyak dan lebih kompleks dari pada monosakarida dan disakarida.
Pembagian
Karbohidrat
Berdasarkan hasil hidrolisa dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
1. Monosakarida.
Monosa = gula sederhana, ialah karbohidrat dimana molekulnya tidak
dapat dihidrolisa lagi penjadi molekul yang lebih kecil.
Sifat dari monosakarida = mudah larut dalam air, larutannya berasa
manis.
2. Oligosakarida ialah gula yang bila terhidrolisa menghasilkan bebera
pa molekul monosakarida. Termasuk senyawa ini ialah :
a) disakarida, tersusun dari 2 molekul monosakarida .
b).trisakarida, tersusun dari 3 molekul monosakarida.,
c) tetrasakarida, tersusun dari 4 molekul monosakarida.
Sifat dari oligosakarida : mudah larut daiam air dan larutannya berasa manis.
Monosakarida dan oligosakarida karena berasa manis kedua golongan ini disebut gula.
3. Polisakarida, ialah karbohidrat dimana molekulnya apabila dihidroli
sa menghasilkan banyak sekali monosakarida (300).
Sifat polisakarida : sukar larut dalam air, larutannya dalam air be rupa kolloid dan rasanya tidak manis, sering disebut bukan gula.
Berdasarkan hasil hidrolisa dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
1. Monosakarida.
Monosa = gula sederhana, ialah karbohidrat dimana molekulnya tidak
dapat dihidrolisa lagi penjadi molekul yang lebih kecil.
Sifat dari monosakarida = mudah larut dalam air, larutannya berasa
manis.
2. Oligosakarida ialah gula yang bila terhidrolisa menghasilkan bebera
pa molekul monosakarida. Termasuk senyawa ini ialah :
a) disakarida, tersusun dari 2 molekul monosakarida .
b).trisakarida, tersusun dari 3 molekul monosakarida.,
c) tetrasakarida, tersusun dari 4 molekul monosakarida.
Sifat dari oligosakarida : mudah larut daiam air dan larutannya berasa manis.
Monosakarida dan oligosakarida karena berasa manis kedua golongan ini disebut gula.
3. Polisakarida, ialah karbohidrat dimana molekulnya apabila dihidroli
sa menghasilkan banyak sekali monosakarida (300).
Sifat polisakarida : sukar larut dalam air, larutannya dalam air be rupa kolloid dan rasanya tidak manis, sering disebut bukan gula.
Dalam
larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil.
Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat, monosakarida
menghasilkan fultural atau derivatya. Reaksi embentukan fultural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Pentosa-pentosa
hamper secara kuantitatif semua terdehidrasi menjadi fultural. Dengan dehidrasi
heksosa-heksosa menghasilkan hidroksimetilfurtural. Oleh karena furtural atau
derivatnya dapat membentuk senyawa yang berwarna apabila direaksikan dengan α
naftol atau timol, reaksi ini dapat dijadikan reaksi pengenal untuk
karbohidrat.
Pereaksi
molish terdiri atas larutan α naftol dalam alcohol. Apabila pereaksi ini
ditambahkan pada larutan glukosa misalnya, kemudian secara hati-hati
ditambahkan asam sulfat pekat, akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara
kedua lapisan itu akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi
antara furtural dengan α naftol. Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk
karbohidrat, namun dapat digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis
kualitatif karbohidrat. Hasil negative merupakan bukti bahwa tidak ada
karbohidrat. Prinsip tes Molish, Asam
sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik mnghasilkan monosakarida, yang
selanjutnya didehidrasi menjadi fulfural dan turunannya. Hasilnya (fulfural)
mengalami sulfonasi dengan alfa naftol memberikan senyawa ungu kompleks. Reaksi
ini adalah reaksi yang paling umum untuk pengetesan adanya karbohidrat dan
snyawa organic lainnya yang memberikan fulfural dengan asam sulfat pekat.
Pereaksi
ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan
natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat
menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O.
Adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi Benedict menjadi basa
lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata.
Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.
Pereaksi Benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine
dari pada pereaksi fehling karena beberapa alasan. Apabila dalam urine terdapat
asam urat atau kreatinin, kedua senyawa ini dapat mereduksi pereaksi fehling,
tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi Benedict. Disamping itu pereaksi Benedict
lebih peka daripada pereaksi fehling. Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih
mudaj karena hanya terdiri atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi fehling
terdiri atas dua macam larutan. Prinsip
tes Benedict, Benedict adalah bentuk
lain dari tes fehling dan menghasilkan larutan tunggal yang lebih baik untuk pengetesan, karena benedict
lebih stabil daripada fehling. Hasil yang didapatkan berupa endapan hijau,
kuning, merah, tergantung atas kuatnya larutan gula.
Pereaksi
ini terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan
untuk membedakan antara monosakarida dengan disakarida. Jadi Cu2O
terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada oleh disakarida, dengan
anggapan bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida dalam larutan tidak
berbeda banyak. Tauber dan kleiner membuat modifikasi atas pereaksi ini yaitu
dengan jalan mengganti asam asetat dengan asam laktat dan ion Cu+ yang
dihasilkan direaksikan dengan pereaksi warna fosfomolibdat hingga menghasilkan
warna biru menunjukkan adanya monosakarida. Disakarida dengan konsentrasi
rendah tidak memberikan hasil positif. Perbedaan antara pereaksi Barfoed dengan
pereaksi fehling atau Benedict ialah bahwa pada pereaksi Barfoed digunakan
suasana asam.
Apabila karbohidarat mereduksi suatu ion
logam, karbohidrat ini akan teroksidasi. Gugus aldehida pada karbohidrat akan
teroksidasi menjadi gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat.
Sebagai contoh galaktosa akan teroksidasi menjadi asam galaktonat, sedangkan
glukosa akan menjadi asam glukonat. Prinsip
tes Barfoed, Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh
monosakarida. Pemanasan yang lama menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi
positif. Endapan tembaga oksida
lebih sedikit bila dibandingkan dengan tes benedict. Biarkan tabung tetep
berdiri tegak untuk memperoleh endapan. Warna
endapan tembaga oksida pun berbeda, lebih berwarna merah bata bila
dibandinkan dengan tes benedict yang berwarna jingga sampai coklat.
Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa
dengan pereaksi Seliwanoff, yaitu larutan resorsinol dalam asam HCL. Dengan
pereaksi ini mula-mula fruktosa tiba-tiba menjadi hidroksimetilfurfural yang
selanjutnya bereaksi dengan resersinol membentuk senyawa yang berwarna merah.
Pereaksi Seliwanoff ini khas menunjukan adanya ketosa. Prinsip tes Seliwanoff, Ketosa didehidrasilebih cepat daripada
aldosa memberikan turunan fulfural, yang selanjutnya berkondensasi dengan
resorcinol memberikan warna merah kompleks.
Iodium akan bereaksi dengan karbohidarat,
akan terjadi perubahan warna dan juga iodium akan bereaksi dengan polisakarida.
Prinsip tes Iodium, Iodium
memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru
pada iodium, glikogen, dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah
sampai coklat dengan iodium.
Pada umumnya polisakarida memunyai molekul
besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida. Molekul polisakarida
terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu
macam monosakarida saja disebut honopolisakarida, sedang yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakaarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk kristal dan tidak mempunyai sifat mereduksi.
Prinsip tes Hidrolisis Polisakarida,
Polisakarida hanya mengandung satu gugusan reduksi dan beberapa ratus atau
lebih gugusan residu sehingga secara efektif gugusan residu tidak mereduksi.
Asam menghidrolisa polisakarida menjadi monosakarida.
Pada proses oksidasi oleh asam nitrat
pekat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asammusat yang kurang
larut dalam iar bila dibandingkan dengan asam sakarat yang dihasilkan oleh
oksidasi glukosa. Pembentukkan asam musat ini dapat dijadikan cara identifikasi
galaktosa, karena kristal asam musat mudah dimurnikan dan diketahui bentuk
kristal maupun titik leburnya. Prinsip
tes Asam Mukat untuk Galaktosa, Galaktosa adalah aldoheksosa galaktosa
dioksidasi oleh asam nitrat pekat enjadi asam mukat.
HASIL PENGAMATAN
1) Tes Molish
No.
|
Nama bahan
yang diuji
|
Hasil
|
Keterangan
|
|
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Glukosa
Fruktosa
Galaktosa
Maltosa
Laktosa
Sukrosa
Amilum
kanji
|
+
+
+
-
+
++
-
-
|
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
|
Pembahasan
Dari
hasil pengamatan diatas, bahwa dari tujuh bahan yang diuji (larutan
karbohidrat) yaitu, glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa,
amilum. Setelah di tetesi dengan pereaksi molish pada masing-masing tabung
reaksi yang telah ada larutan karbohidrat tadi, ternyata pada berbagai macam
jenis larutan (larutan karbohidrat) memberikan senyawa ungu kompleks yang
menandakan bahwa pada larutan tersebut terdapat monosakarida, disakarida,
ataupun polisakarida. Pada percobaan ini yang merupakan monosakarida yang
memberikan senyawa ungu atau warna ungu adalah glukosa, fruktosa, dan
galaktosa. Pada dasarnya tes Molish dapat digunakan dalam analisis kulitatif
karbohidrat dengan warna standar, yang diidentifikasi adalah warna ungu.
Setelah
dilakukan penambahan asam sulfat secara hati-hati terjadi perubahan warna
larutan karbohidrat menjadi warna ungu hal ini di karenakan terjadi reaksi
kondensasi antara alfa naftol pada reagen molis dengan furfural. Furfural
sendiri merupakan hasil dehidrasi pentosa (Ribosa). Alfa naftol juga bereaksi
dengan senyawa hidrosimetil furfuran yang merupakan hasil dehidrasi heksosa.
Timbulnya panas pada larutan merupakan efek dari penambahan asam sulfat pekat
yang memiliki konsentrasi tinggi.
Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, furfural sulfonasi dengan α
naftol memberikan senyawa ungu, yang menandakan bahwa pada percobaan ini
terdapat monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Terjadi reaksi kondensasi
antara furfural dengan α naftol.
2) Tes Benedict
No.
|
Nama bahan
|
Hasil
|
Endapan
|
Keterangan
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Glukosa
Fruktosa
Galaktosa
Maltosa
Laktosa
Sukrosa
Amilum
Kanji
|
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
|
ü
ü
ü
ü
-
-
-
ü
|
|
Pembahasan
Pereaksi Benedict berupa larutan yang mengandung kupri sulfat natrium
karbonat dan natrium sitrat. Uji dilakukan dengan menambahkan reagent Benedict
kedalam larutan karbohidrat dan dilakukan pemanasan. Setelah dilakukan
pemanasan terjadi perubahan pada beberapa larutan yaitu Glukosa, fruktosa, dan
laktosa. Perubahan ini berupa terbentuknya endapan merah bata pada larutan
tersebut. Proses pendinginan ketiga larutan ini tidak mempengaruhi perubahan
pada endapan. Sedangkan larutan yang lain berwarna biru yang merupakan warna
asli dari reagen. Galaktosa sendiri mengalami sedikit perubahan setelah
dipanaskan yaitu terdapat warna merah pada bagian permukaan larutan dan setelah
didinginkan warna ini menghilang. Galaktosa merupakan salah satu karbohidrat
yang mengandung gugus aldehid dalam pengujian terdapat galaktosa tidak terjadi
perubahan yang diharapkan seperti glukosa, fruktosa, dan laktosa. Hal ini
mungkin tabung telah terkontamijnasi oleh senyawa lain sehingga tidak
menghasilkan endapan seperti halnya karbohidrat lain yang mengandung gugus
keton dan aldehid.
Berdasarkan
hasil pengamatan diatas bahwa, dari berbagai macam jenis larutan karbohidrat
setelah direaksikan dengan larutan Benedict ternyata reaksinya tidak terjadi
secara bersamaan. Hal ini disebabkan tergantung atas konsentrasi karbohidrat
yang diperiksa baik disakarida atau monosakarida. Pada dasarnya dari berbagai
macam jenis larutan karbohidrat yang diuji ternyata yang bereaksi positif
dengan Benedict hanya golongan disakarida dan monosakarida, sedangkan larutan
polisakarida seperti amilum tidak dapat bereaksi dengan Benedict.
Endapan-endapan yang dihasilkan pada percobaan ini adalah merah. Kuning
tergantung atas kuatnya larutan gula. Benedict juga bersifat basa lemah karena
adanya natrium karbonat dan natrium sitrat. Sedangkan polisakarida hanya bisa
bereaksi dengan pereaksi yang bersifat asam.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Benedict hanya dapat bereaksi positif dengan golongan
disakarida dan monosakarida, sedang polisakarida tidak dapat bereaksi dengan
Benedict sebab Benedict termasuk basa lemah, sedang polisakarida hanya dapat
bereaksi dengan asam.
Jawaban tugas
1.
mengapa
reaksi tidak tarjadi secara bersamaan?
Hal ini disebabkan tergantung atas konsentrasi karbohidrat yang diperiksa
baik disakarida atau monosakarida. Pada dasarnya dari berbagai macam jenis larutan
karbohidrat yang diuji ternyata yang bereaksi positif dengan Benedict hanya
golongan disakarida dan monosakarida, sedangkan larutan polisakarida seperti
amilum tidak dapat bereaksi dengan Benedict
2.
setelah
pemanasan selama 5 menit dalam air mendidih, adakah bahan yang tidak bereaksi?
Bila ada, bahan apa saja dan mengapa?
Ada, yaitu laktosa,
amilum dan sukrosa. Ini disebabkan karena polisakarida hanya bisa bereaksi dengan pereaksi
yang bersifat asam, sedangkan
sifat dari benedict adalah basa lemah.
3.
samakah
warna yang terbentuk sebagai hasil reaksi?bila tidak sama mengapa demikian?
Warna yang di
hasilkan sebagai hasil reaksi pada semua larutan tidak sama,hal ini disebabkan
karena tergantung pada pemansan dan kuat kandungan gula tiap larutan
karbohidrat
3) Tes Barfoed
No.
|
Nama bahan
|
Hasil 1
|
Hasil 2
|
Keterangan
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Glukosa
Fruktosa
Galaktosa
Maltosa
Laktosa
Sukrosa
Amilum
Kanji
|
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
Biru
|
Biru kuning
Biru kuning
Biru kuning
Biru
++
Biru ++
Biru ++
Biru +
Biru
|
Monosakarida
Monosakarida
Monosakarida
Disakarida
Disakarida
Disakarida
Polisakarida
Polisakarida
|
Pembahasan
Berdasarkan
hasil pengamatan diatas bahwa jenis-jenis larutan karbohidrat yang diuji
ternyata tidak semuanya bereaksi kaarena Barfoed hanya dapat bereaksi dengan
monosakarida. Hal ini disebabkan karena monosakarida bersifat mereduksi lebih
cepat daripada disakarida. Dan juga Cu2O terbentuk lebih cepat oleh
monosakarida daripada disakarida.
Pada
saat pemanasan larutan karbohidrat dengan pereaksi Barfoed akan menyebabkan
reaksi positif pada karbohidrat jenis disakarida apabila pemanasanya lama, dari
sebelas bahan yang diuji pada saat pemanasan hanya monosakarida yang dapat
bereaksi dengan Barfoed karena monosakarida tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis.
Pereaksi ini terdiri atas
larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan
antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat
daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida daripada
oleh disakarida, dengan anggapan bahwa konsentrasi monosakarida dan disakarida
dalam larutan tidak berbeda banyak.
Pada percobaan
hanya glukosa dan fruktosa yang cepat bereaksi dengan reagen barfoed. Hal ini
disebabkan karena fruktosa dan glukosa merupakan monosakarida. Monosakarida
adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas
beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat
lain. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton. Apabila dilakukan pemanasan yang lebih lama maka akan
menghidrolisis disakarida menjadi bereaksi postif. Tapi pada percobaan yang
dilakukan pemansan yang dilakukan tidak terlalu lama hanya sekitar 5 menit,
sehingga yang bereaksi hanya monosakarida yaitu menghasilkan endapan yang
berwarna merah bata. Sedangkan pada larutan karbohidrat yang termasuk disakarida dan
polisakarida tidak terjadi pengendapan. Hal ini karena pereaksi barfoed
bersifat asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida.
Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan tes Barfoed monosakarida
dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk
lebih cepat oleh monosakarida daripada disakarida.
Jawaban tugas
1.
apakah
pemanasan 5 menit semua bahan bereaksi?bila tidak mengapa?
Tidak semua bahan
bereaksi, hal ini disebabkan karena setelah pemanasan 5 menit. Tergantung pada
jenis karbohidrat.
4) Tes Saliwanoff
No.
|
Nama bahan
|
Hasil
|
Keterangan
|
|||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
||||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Glukosa
Fruktosa
Galaktosa
Maltosa
Laktosa
Sukrosa
Amilum
Kanji
|
+
+
+
+
+
+
-
+
|
+
+
+
+
+
+
+
|
+
+
+
+
|
+
+
+
+
+
|
+
+
+
+
+
+
|
Gugus
aldehid
Gugus keton
Gugus aldehid
Gugus aldehid
Gugus aldehid
Gugus keton
Gugus aldehid
Gugus aldehid
|
Pembahasan
Pereaksi Seliwanoff merupakan larutan
resolsinol (1,3 dihidroksi benzena) dalam HCl. Pada pengujian yang dilakukan
dengan penambahan pereaki Seliwanoff kedalam larutan karbohidrat tidak menserikan
perubahan yang berarti (warna larutan tetap bening) setelah dilakukan pemanasan
terjadi perubahan. warna pada dua larutan yaitu pada fruktosa yang menghasilkan
warna merah kompleks dan pada sukrosa yang menghasilkan warna orange. Pada
larutan merah kompleks diakibatkan oleh larutan resonsinol pada reaksi
Seliwanoff yang bereaksi dengan fruktosa reaksinya dimulai dengan diubahnya
fruktosa menjadi hidroksi metil fulfuran yang selanjutnya bereaksi dengan
resonsinol.
Dari hasil pengamatan diatas bahwa berbagai
macam larutan karbohidrat ternyata pada saat dilarutkan dengan pereaksi
Saliwanoff semuanya bereaksi dan warna yang dihasilkan dari berbagai macam
jenis larutan karbohidrat setelah bereaksi ada yang berwarna merah kompleks yang menandakan bahwa pada jenis karbohidrat ini
terdapat keton atau gugus keton, karena pada dasarnya Saliwanoff hanya dapat
bereaksi dengan karbohidrat yang memiliki gugus keton. Contohnya, adalah
fruktosa. Sedangkan pada jenis karbohidrat lain seperti glukosa tak dapat
dihidrolisis dengan Saliwanoff sehingga warna yang dihasilkan bukan warna merah
dan ini berarti tidak mengandung keton tetapi mengandung aldehid sebab
karbohidrat adalah polihidroksi keton atau polihidroksi aldehid.
Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Saliwanoff hanya dapat bereaksi
dengan senyawa yang mempunyai gugus keton dan tidak bereaksi dengan senyawa
yang mempunyai gugus aldehid seperti : fruktosa, sukrosa, dan gula pasir.
Jawaban tugas
1.
apakah
pemanasan selama 15 menit bahan-bahan mana saja yang bereaksi?
pada 4 menit
pertama semua bahan bereaksi namun setelah 4 menit ke 2 dan seterusnya terjadi
perubahan pada sukrosa, fruktosa dan kanji
2.
apakah
waktu yang diperlukan untuk bereaksi (timbul warna) dari bahan pad butir di
atas it sama?
Tidak,karena
waktunyang diperlukan untuk perubahan warna pada setiap bahan karbohidrat tidak
sama,tergantung pada jenis gugusnya
5) Tes Iodium
No.
|
Nama bahan
|
Hasil
|
Keterangan
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Glukosa
Fruktosa
Galaktosa
Maltosa
Laktosa
Sukrosa
Amilum
Kanji
|
-
-
-
-
-
-
+
-
|
Tidak
mengandung amilum
Tidak mengandung amilum
Tidak mengandung amilum
Tidak mengandung amilum
Tidak mengandung amilum
Tidak mengandung amilum
Mengandung amilum
Tidak mengandung amilum
|
Pembahasan
Dari
hasil pengamatan diatas bahwa dari tujuh macam bahan yang diuji (larutan
karbohidrat) yaitu : glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa,
amilum, ternyata hanya satu bahan yang ditemukan apakah bahan itu terdapat
amilum atau tidak. Bahan tersebut adalah amilum. Hal ini disebabkan karena
bahan tersebut termasuk polisakarida yang banyak terdapat di alam dan amilum
juga dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. Glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, laktosa. Pada saat diteteskan
larutan iodium menghasilkan warna kuning karena monosakarida dengan disakarida
tidak dapat dihidrolisis sempurna dengan asam.
Pada
bahan yang diuji menjadi standar apakah bahan tersebut mengandung amilum atau
tidak dilihat pada perubahan warna. Kalau bahan yang diuji warnanya berubah
menjadi biru berarti bahan tersebut terdapat amilum, amilum yang diamati
ternyata berbeda-beda.
Amilum termasuk polisakarida. Polisakarida
memiliki struktur yang spiral (menutup) yang pabila polisakarida ini (amilum)
ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya larutan
ini akan berwarna biru.
Ketika dipanaskan, amilun kan
terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga Iod bias terlepas. Selanjutnya
ditambahkan NaOH maka I- akan bereaksi dengan Na+ membentuk NaI, akibatnya
larutan akan menjadi bening.
Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis
sakarida yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan oligosakarida karena
struktur mereka masih sederhana.
Apabila dipanaskan maka ikatan antara Na
dan I kembali renggang sehingga apabila didiamkan bias balik lagi dan terbentuk
warna biru kembali.
Pada
percobaan yang dilakukan larutan polisakarida yang telah ditambahkan dengan
iodium ternyata tidak terjadi perubahan warna seperti yang diharapkan, yaitu
warna biru melainkan warna yang ada yaitu warna kuning. Jadi percobaan yang
dilakukan dianggap gagal karena tidak sesui dengan prinsipnya yaitu iodium
meberkan warna kompleks dengan polisakarida. Tepung memberikan warna biru pada
iodium , glikogen dan tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin)
memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium.
Penyabab
tidak adanya warna biru setelah di reaksikan dengan iodium kerena pada saat
pengasaman larutan HCL yang digunakan adalah HCL 0,1 M, sedangkan yang
seharusnya digunakan adalah HCL 3 M. sehingga menyebabkan warna yang dihasilkan
berwarna kuning.
Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa iodium memberikan warna komplek
pada polisakarida, sebab polisakarida dapat dihidrolisis dengan menggunakan
asam, maka warna yang dihasilkan akan menjadi biru dan menandakan bahwa pada
polisakarida ini mengandung amilum. Lain halnya dengan disakarida dan
monosakarida, dia hanya dapat dihidrolisis dengan basa.
6) Hidrolisis Polisakarida
Menit ke
|
Warna yang timbul pada
|
|
Amilum
|
Kanji
|
|
0
|
Ungu
|
Ungu
|
2-10
|
Ungu
|
Ungu
|
10-20
|
Ungu
|
Ungu
|
22
|
Ungu
|
Kuning
|
Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas jenis polisakarida yang diuji yaitu amilum
setelah dicampurkan dengan HCl lalu dipanaskan kemudian ditetesi dari setiap
tabung dan diambil satu tetes larutan iodium ternyata jenis karbohidrat diatas
mempunyai warna berbeda pada menit yang berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh
konsentrasi larutan yang diuji berbeda-beda, dimana salah satu faktor yang
menyebabkan laju reaksi adalah konsentrasi suatu larutan. Hidrolisis yang
terjadi pada percobaan ini (hidrolisis polisakarida) terjadi karena
polisakarida hanya dapat dihidrolisis dengan asam, dan juga polisakarida tidak
mempunyai sifat mereduksi.
Penetasan
iodium pertama menit ke nol pada larutan karbohidrat yang sebelumnya telah
ditetesi HCl 3 M terjadi perubahan warna ungu tua pada larutan amilum dan
kanji, ini menandakan bahwa larutan kanji dan amilum masi mengandung
amilum.pada 2 menit berikutnya warnanya masi tetap sama, sampai pada menit ke
22 warnanya masi tetap ungu. Nanti stelah menit ke 22 pada larutan kanji
warnanya menjadi kuning, ini menandakan bahwa larutan kanji sudah bukan amilum
lagi.
Kemudian
larutan tersebut di tambahkan masing-masing pereaksi benedict dan barfoed. Lalu
dipanaskan selama beberapa menit tetapi hasil warnanya menjadi biru muda. Ini
menandakan larutan tersebut bereaksi tetapi belum mencapai titik akhir dari
reaksi.larutan tersebut masi berupa oligosakarida.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa polisakarida ynag terhidrolisis karena pengaruh asam yang dapat
menghidrolisis polisakarida tersebut. Konsentrasi larutan yang diuji pada percobaan
diatas memerlukan waktu yang berbeda-beda tergantung pada konsentrasi
karbohidarat yang diperiksa.
jawaban tugas
1.
jelaskan mengapa terjadi perubahan warna saat
dilakukan tes iodium dari waktu ke waktu?
Perubahan warna
yang terjadi pada jenis karbohidrat disebabkan oleh kandungan gula dari masing-
masing karbohidrat.
7) Tes Asam Mukat Untuk Glukosa
Gambar
Hasil Pengamatan
Galaktosa
Glukosa
Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas bahwa pembentukan
endapan kristal asam mukat berarti menunjukkan adanya galaktosa, dan bahan yang
digunakan adalah larutan glukosa dan galaktosa yang telah ditambahkan dengan
air masing-masing 1 ml asam nitrat pekat.
Kristal yang terbentuk pada galaktosa dan galaktosa ini disebabkan oleh adanya asam nitrat pekat dalam keadaan panas. Kemudian di diamkan 1 malam, Sehingga galaktosa kurang larut dalam air,
dan juga kristal yang terdapat pada asam musat mudah dimurnikan yang menandakan
bahwa kristal yang terbentuk dapat menunjukkan adanya galaktosa. Kristal tersebut apabila di lihat kasat mata
tidak kelihatan, nanti menggunakan mikroskop kemudian kristal tersebut dapat
terlihat. Tapi kristal yang dihasilkan pada percobaan ini hanya sedikit. Ini
disebabkan pada saat setelah dipanasi tabung reaski tidak langsung ditutup
dengan alumonium foil atau tisu, sehingga mungkin talah terkontaminasi dengan
senyawa-senyawa lain.
Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kristal yang terbentuk pada
percobaan ini menandakan bahwa terdapa galaktosa, dimana asam musat yang
dihasilkan oleh galaktosa kurang larut dalam air. Kristal asam musat
mudah dimurnikan dan diketahui bentuk kristal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahmat,S, Asep. 2010. Bahan ajar
dan penuntun biokimia. Gorontalo: Universitas negeri Gorontalo.
Anonim, 2010. Karbohidrat terdapat di:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar